Iran Tembakkan 2 Rudal Bertuliskan ‘Israel Harus Dihapuskan’ dalam bahasa Ibrani


Iran dilaporkan melakukan uji tembak dua rudal balistik hari Rabu dengan tulisan “Israel Harus Dihapuskan” dalam bahasa Ibrani pada rudal-rudal tersebut, sebuah unjuk kekuatan oleh Republik Islam bertepatan dengan kunjungan Wapres AS Joe Biden ke Israel.

Kalimat-kalimat semacam itu disematkan dalam rudal-rudal Iran sebelumnya, namun uji tembak ini dilakukan tak lama setelah implementasi kesepakatan nuklir dengan kekuatan-kekuatan global, termasuk AS, dan mengikuti latihan-latihan serupa akhir-akhir ini.

Faksi garis keras dalam militer Iran telah menembakkan roket dan rudalnya meskipun ada keberatan dari pihak AS sejak tercapainya kesepakatan, disamping menunjukkan pangkalan-pangkalan rudal bawah tanah di televisi negara.

Tidak ada reaksi langsung dari Jerusalem, di mana Biden bertemu dengan PM Israel Benjamin Netanyahu, yang menentang keras kesepakatan nuklir tersebut.

Biden, yang berbicara di sebelah Netanyahu, tidak langsung mengakui adanya peluncuran rudal tersebut namun ia mengeluarkan peringatan keras kepada Iran.

“Iran yang dipersenjatai nuklir adalah ancaman yang sungguh-sungguh tidak dapat diterima bagi Israel, untuk kawasan itu, dan AS. Dan saya ingin menegaskan kembali yang saya tahu orang-orang masih meragukannya di sini. Apabila mereka melanggar kesepakatan, kami akan beraksi,” ujarnya.

Kantor berita setengah resmi Fars, hari Rabu (9/3) menawarkan foto-foto yang menurut mereka rudal-rudal QadrH yang sedang ditembakkan. Kantor berita tersebut mengatakan rudal-rudal tersebut ditembakkan dari barisan pegunungan Alborz di timur Iran yang dapat mengenai sasaran sejauh kurang lebih 1.400 kilometer jauhnya dari pantai Iran ke Laut Oman. Armada ke-5 AS, yang berpatroli di kawasan tersebut, menolak berkomentar mengenai uji tembak tersebut.

Para prajurit acap kali menuliskan slogan atau pesan pada roket atau rudal. Selama pertempuran tahun 2006 antara Israel dan militan Hezbollah, dalam foto tampak anak-anak Israel menuliskan pesan pada peluru-peluru artileri di sebuah komunitas dekat perbatasan. Baru-baru ini, foto-foto rudal AS yang ditujukan kepada kelompok-kelompok Islamic State dengan tulisan “From Paris with Love” tertulis pada rudal tersebut, merujuk pada serangan tahun lalu, muncul di media online.

Fars mengutip Amir Ali Hajizadeh, ketua divisi kedirgantaraan Garda Revolusi, yang mengatakan uji tembak tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan kepada Israel bahwa Iran mampu menghantam musuhnya tersebut.

“Kemampuan rudal-rudal ini yang mampu mencapai jarak 2.000 kilometer adalah untuk mengkonfrontasi rezim Zionis,” ujar Hajizadeh. “Israel dikelilingi oleh negara-negara Islam dan negara itu tidak akan bertahan lama dalam peperangan. Negara itu akan runtuh bahkan sebelum rudal-rudal ini menghantamnya.”

Menlu Israel menolak untuk langsung berkomentar. Iran telah mengancam untuk menghancurkan Israel di masa lalu. Israel, yang dipercaya sebagai satu-satunya negara yang memiliki arsenal nuklir di kawasan Timur Tengah, berulang kali telah mengancam untuk mengambil tindakan militer terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Iran.”

Hajizadeh menekankan bahwa Iran tidak akan menembakkan rudal-rudal itu sebagai bentuk kemarahan atau memulai peperangan melawan Israel.

“Kami tidak akan menjadi pihak yang pertama kali memulai peperangan, namun kami tidak akan dikejutkan tanpa persiapan, jadi kami menyembunyikan fasilitas yang kami miliki di suatu tempat dimana musuh-musuh kami tidak dapat menghancurkannya jadi kami akan dapat bertahan dalam peperangan panjang,” ujarnya.

Berita penembakan rudal-rudal QadrH tiba setelah seorang jurubicara Kemenlu AS hari Selasa mengkritisi peluncuran rudal lainnya, dengan mengatakan Washington berencana untuk membawanya ke Sidang Keamanan PBB.

Kesepakatan nuklir antara Iran dan kekuatan-kekuatan global termasuk AS sekarang sedang berlangsung, dinegosiasikan oleh pemerintahan Presiden Hassan Rouhani yang moderat. Namun pada saat-saat sejak dicapainya kesepakatan, faksi garis keras dalam militer Iran telah melakukan beberapa kali unjuk kekuatan.

Pada bulan Oktober, Iran berhasil melakukan uji tembak sebuah rudal balistik permukaan-ke-permukaan jarak jauh yang baru. Itu merupakan pertama kalinya uji tembak semacam itu dilakukan sejak Iran dan kekuatan-kekuatan global mencapai kesepakatan bersejarah musim panas yang lalu.

Para pakar PBB mengatakan peluncuran tersebut menggunakan teknologi rudal balistik yang terlarang dibawah resolusi Dewan Keamanan. Pada bulan Januari, AS menjatuhkan sanksi baru bagi para individu dan entitas terkait dengan program rudal balistik.

Iran juga telah menembakkan roket yang jatuh dekat kapal-kapal perang AS dan menerbangkan pesawat nirawak tak bersenjata di atas kapal induk AS pada bulan-bulan belakangan ini.

Pada bulan Januari, Iran menahan 10 pelaut AS di kawasan Teluk ketika dua perahu komando mereka dari Kuwait menuju Bahrain berakhir di perairan teritorial Iran setelah awaknya melakukan “kekeliruan navigasi,” ujar militer AS. Para pelaut tersebut kemudian dibawa ke sebuah fasilitas kecil di pelabuhan di Pulau Farsi, ditahan selama 15 jam dan dilepaskan setelah Menlu AS John Kerry berdiskusi beberapa kali dengan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif. [ww]

Sumber: http://www.voaindonesia.com

Subscribe to receive free email updates: